Wednesday 24 December 2014 0 komentar

Harapan terkumpulnya (lebih banyak) tetes-tetesan ASI

Sebagai ibu baru yang belum pengalaman dan kurang pengetahuan,saya pikir menyusui adalah proses alami yang PASTI bisa dilalui dengan lancar,mudah dan nyaris tanpa masalah. Tadinya saya pikir semua ibu yang melahirkan normal tanpa tindakan operasi, vacum atau tindakan bantuan lainnya bisa memiliki ASI yang lancar melimpah karena sudah di 'setting' otomatis bersamaan dengan kehadiran bayi yang datang secara lancar dan normal,ternyata angggapan saya itu tidak sepenuhnya benar,malah teman saya yang melahirkan secara operasi caesar bisa memiliki ASI yang cukup untuk  periode ASIX,S1 dan S2 selesai. Berikut saya ceritakan pengalaman dan permasalahan yang saya temui saat berjuang memberikan ASI pada bayi saya.

Masalah yang saya hadapi saat memberi ASI diantaranya :
  1. ASI baru keluar pada hari ke 7 setelah melahirkan padahal saya sudah banyak makan sayur dan minum air putih. Sedangkan menurut riset,bayi hanya bisa bertahan tanpa asupan apapun selama 72 jam pertama saja. Alhasil pada saat usia bayi 2 hari, bayi saya menangis sangat keras sampe jerit-jerit, Karena kasihan melihat bayi saya kelaparan akhirnya dengan terpaksa selama 7 hari pertama bayi saya minum sufor :(
  2. Kurangnya Informasi dan pengalaman, walaupun jaman sekarang ini sudah banyak info dari berbagai media baik lisan,cetak ataupun online tapi kondisi setiap orang berbeda-beda, tips menyusui dari seorang ibu belum tentu cocok untuk ibu lainnya.
  3. Salah paham, banyaknya mitos tentang prosedur memberi ASI membuat saya bingung, belum lagi pendapat beberapa pihak terutama dari pihak orang tua yang merasa lebih berpengalaman. Kebanyakan dari mereka mempermasalahkan tentang pompa ASI, katanya pompa ASI bisa merusak jaringan. Saya juga sempat dilarang untuk menabung ASIP katanya menabung ASIP bisa mengurangi 'jatah' minum ASI Bayinya, padahal menurut yang baca semakin banyak permintaan ASI maka produksi ASI akan makin bertambah. Saya disarankan untuk memerah ASI saat sudah bekerja saja, tapi cara ini justru malah membuat saya jadi tidak tenang karena kejar-kejaran.Target saya yang hanya ingin menyimpan 1 botol ASIP/hari selama cuti akhirnya gagal total.
  4. Menentukan cara memompa ASI. Beberapa pihak menyarankan saya supaya memompa secara alami tanpa alat bantu katanya sih supaya lebih hemat,aman dan merangsang produksi ASI supaya melimpah, tapi yang ada kulit saya jadi merah-merah sedikit berdarah karena tergores,mungkin teknik memijat yang saya lakukan belum tepat. Akhirnya saya putuskan untuk membeli pompa ASI (saya punya 2 pompa, Pompa Elektrik dan Elektrik semi manual) tapi hasilnya belum memuaskan, ASI saya saat ini hanya mentok di 300ml padahal bayi saya minumnya 600ml
  5. Masalah Working Mom yang harus kembali kerja setelah cuti. Masalah yang saya alami setelah kembali bekerja adalah kurang nyamannya memompa, pertama karena tidak ada ruangan khusus dan kedua karena sungkan jika terlalu sering dan terlalu lama memompa apalagi jika kondisi di kantor sedang banyak pekerjaan
Pumping di kantor, perlu beberapa kali pumping supaya botol bisa terisi penuh
Sering saya dengar katanya cara memompa/memerah ASI itu cocok-cocokan, ada yang sukses dengan pompa manual,elektrik bahkan ada yang cuma mengandalkan tangan kosong yang bersih saja sudah berhasil dapat ASI melimpah. Untuk menemukan cara yang cocok tersebut dibutuhkan waktu Trial and Error  yang beda pada setiap orang. Saya termasuk salah satu orang yang sulit menemukan cara yang jitu untuk memperbanyak ASI,sampai saat ini pun saya masih berharap dan berusaha supaya saya bisa memberikan lebih banyak ASI untuk bayi saya.


Foto Bekal ASIP Paling banyak (untuk dibawa ke daycare tiap hari) 
sayangnya tidak sampai mencukupi separuh kebutuhan ASI bayi saya
sebelum MPASI Total minum  +/-10 Botol, setelah MPASI +/- 6 Botol

Usaha yang sudah saya lakukan untuk memperbanyak ASI diantaranya adalah :
  1. Membeli breast pump, pada awalnya saya punya 2 pompa, Pompa Elektrik dan Elektrik semi manual tapi hasilnya belum sesuai harapan walaupun sudah saya usahakan memompa sebanyak 3 kali selama dikantor (saat itu cuma pompa manual yang belum saya coba).
    Karena belum menemukan cara yang 'Klik' untuk mengejar produksi ASI,saya sempat berpikir untuk membeli sebuah pompa ASI baru yang jenisnya belum pernah saya coba yaitu pompa ASI Manual.

    Setelah hampir putus asa akhirnya saya pun memilih untuk menggunakan  3 (tiga) macam pompa asi yang saya gunakan secara bergantian, yaitu:

  • Pompa ASI elektrik, sangat nyaman digunakan karena ASI bisa terkumpul tanpa harus menekan tuas pompa ASI, yang penting tersedia arus listrik atau  baterei.
  • Pompa ASI Semi elektrik , bentuknya lebih simpel dan jumlah batere yang  digunakan lebih sedikut  daripada pompa yang elektrik
  • Pompa ASI Manual, sangat cocok untuk perjalanan karena tak perlu khawatir   akan tersedianya listrik ataupun kehabisan batere

  1. Minum booster ASI, berbagai jenis obat pelancar ASI sudah pernah saya coba dari yang cara kimia dengan obat berbentuk Kapsul, teh, maupun dengan cara tradisional seperti banyak minum air dan makan sayuran hijau sampai minum jus pare pernah saya coba. Lumayan berhasil, meskipun masih belum signifikan jika dibandingkan dengan porsi minum ASI bayi saya.
  2. Mengunjungi Klinik Laktasi,menurut konselor yang saya kunjungi pelekatan bayi saya sudah bagus, cuma sayangnya sepulang dari klinik laktasi saya belum menemukan  yang berarti. Tadinya saya pikir di klinik laktasi saya akan diajarkan memerah ASI secara praktek langsung (terbayang disana akan diajarkan berbagai macam teknik baik dengan bantuan pompa ataupun manual dengan tangan kosong). Ternyata kenyataannya saya sedikit kecewa karena ternyata disana saya hanya seperti tanya jawab saja, praktek memerah hanya terorinya saja yang disimulasikan pada boneka berbentuk PD.

    Mengunjungi klinik laktasi bisa dilakukan untuk menambah wawasan dari sudut pandang tenaga medis tentang menyusui supaya tidak terlalu terjebak mitos.
  3. Manajemen waktu pumping ASI, walaupun di tempat kerja saya belum ada ruang ASI bukan jadi halangan untuk pumping ASI di kantor, saya bisa memanfaatkan ruangan/gudang yang  ada dan kosong atau jika saya sedang sibuk dengan pekerjaan saya bisa langsung pumping di meja kerja, dengan berbekal pompa elektrik supaya tangan saya bisa bebas bekerja dan apron ataupun rukuh/mukena supaya pumping lebih tertutup aman.

  4. Menciptakan kenyamanan saat menyusui, saya sangat suka menyusui sambil mendengarkan radio atau jika ingin lebih santai saya  menyusui sambil  tiduran karena saya dan bayi bisa sama-sama tertidur , meskipun cara ini belum tentu cocok bagi semua, tapi ini cukup bermanfaat bagi saya karena saya bisa menyusui tanpa merasa lelah, jadi saya masih bisa bangun tengah malam untuk pumping.

  5. Membangun 'Mood' saat pumping, kadang hasil pumping bisa banyak tapi kadang-kadang cuma sedikit, saat-saat seperti ini mungkin bunda perlu 'mood booster' yang dapat meningkatkan produksi ASI, mood booster tersebut mungkin berupa cemilan, film favorit, atau bahkan foto,pakaian dan atribut si kecil yang lainnya. seperti pengalaman teman saya yang selalu pumping dengan membawa foto dan minyak telon milik bayinya.
  6. Tetap Semangat dan berpikir positif, Tidak membandingkan apalagi berkecil hati jika hasil ASI kita tidak sebanyak ASI bunda-bunda lainnya. Berapapun jumlah ASI yang dihasilkan jangan pernah menyerah karena meskipun ASI yang dihasilkan tampak sedikit saat di pompa tapi kita tak akan pernah tahu dan tak akan bisa memastikan sebanyak apa ASI yang telah diminum bayi kita, siapa tahu jika ternyata ASI yang diminum bayi kita secara langsung jumlahnya malah lebih banyak daripada dipompa oleh alat.

    Sedikit ataupun banyak, ASI tetap bermanfaat untuk Bayi karena ASI bukan masalah kuantitas tapi kualitas. Oleh karena itu sayapun terus memberikan ASI hingga usianya cukup untuk disapih. Saat ini si kecil sudah berhasil di sapih saat usia 2 Tahun. 

0 komentar :

Post a Comment